Kamis, 19 Maret 2009

Infertilitas Pria

Selasa, 17 April 2007
Infertilitas Pria
Oleh : dr. Anton Darsono Wongso, MM
(http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=136189)

INFERTILITAS selama ini hanya ditujukan dan menjadi kambing hitam selalu wanita, hal ini tidak terlepas dari ego kaum pria. Dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi dibidang reproduksi, diketahui bahwa kontribusi wanita terhadap infertilitas sekitar 40 %, pria 35 %, dan pria-wanita secara bersama-sama 25 %.

Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan yang sudah menikah satu tahun atau lebih dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai kontrasepsi, tetapi tidak memperoleh keturunan.

Infertilitas meliputi dua pihak yaitu pria dan wanita. Gangguan pada satu pihak atau pada kedua pihak dapat mengganggu kesuburan pasangan suami-istri. Jadi gangguan fertilitas pada suami akan dapat menyebabkan infertilitas pada pasangan suami-istri tersebut, begitu pula sebaliknya.

Infertilitas pria adalah keadaan di mana tidak terjadi kehamilan setidaknya 12 bulan setelah senggama tanpa kontrasepsi. Infertilitas pria terbagi atas dua, yaitu : primer dan sekunder. Infertilitas pria primer terjadi bila seorang pria tidak pernah menghamili wanita, sedangkan yang sekunder merupakan keadaan di mana seorang pria pernah menghamili wanita tanpa melihat apakah merupakan pasangannya saat ini atau bukan.


Penyebab infertilitas pria:

>> Cogenital & aquired (uni-/bilateral cogenital absence of sperm ducts, Varicocel any grade : uni-/bilateral, Partial/ total occlution of sperm ducts : uni-/bilateral),

>> Iatrogenic and habits (cigarets, alcohol, narcotics, ecstacy, pesticides, cooks and so on),

>> Infection & chronis diseases (mumps, typoid fever, german measles, small pox, tuberculose, etc),

>> vasectomy,

>> sexual dysfunction/ sexual deviation / sexual orientation.


Pemeriksaan infertilitas pria dilakukan oleh dokter spesialis Andrologi, meliputi wawancara, pemeriksaan fisik secara menyeluruh, analisis sperma, pemeriksaan lain dalam laboratorium serta pemeriksaan teknis tambahan.

Dibidang Andrologi, analisis sperma memegang peranan penting. Untuk standarisasi, lembaga kesehatan dunia WHO telah menerbitkan buku penuntun untuk pemeriksaan dan diagnosis baku pasangan infertil.

Pengobatan infertilitas pria juga tergantung penyebabnya.

Obat (seperti HMG/HCG, FSH, Androgen, anti estrogen, pentoksifilin dan anti oksidan), pembedahan, maupun kombinasi keduanya, sampai ART.


Bila terapi rasional tidak dapat dilakukan dan terapi empiris tidak menunjukkan hasil maka perlu dilakukan teknologi reproduksi berbantu (ART = Assisted Reproductive Technology), apakah melalui pembuahan di dalam tubuh yaitu intra uterine insemination (IUI) atau diluar tubuh yang lebih dikenal dengan “bayi tabung” bisa berupa konvensional in vitro fertilization (cIVF) atau intra cytoplasmic sperm injection (ICSI).

Keistimewaan ICSI dibandingkan teknologi reproduksi berbantu lainnya adalah bahwa ICSI hanya memerlukan satu buah spermatozoon, baik yang di ambil pada saat tindakan maupun yang telah dibekukan.

Pada ICSI semua langkah seperti kapasitasi, reaksi akrosom, penetrasi sperma melalui semua lingkungan oosit di hindari. Pada prosedur ini, seekor sperma disuntikkan melalui suatu mikro pipet langsung ke dalam sitoplasma oosit. Pada ICSI kualitas pergerakan sperma dan keadaan akrosom tidak mempengaruhi angka fertilisasi.

Therapy Probability of Pregnancy per cycle (P/C)
Empirical therapy 0.013
Causal therapy 0.041
IUI 0.111
IVF 0.319
ICSI 0.416

Bahkan dalam perkembangannya bila spermatozoa tidak ditemukan dalam ejakulat dapat diambil spermatozoa dari epididymis dengan cara microsurgical sperm aspiration (MESA), percutaneous sperm aspiration (PESA) maupun dari testis melalui teknik testicular sperm extraction (TESE) setelah itu baru dilakukan ICSI.


1 komentar:

  1. dok saya mau ke kliknya tapi no telp yg bisa di hubungin malah tidak bisa tersambung. saya bisa telp ke manay.mohon infonya. terima kasih

    BalasHapus