Rabu, 27 Januari 2010

Disfungsi testis karena penyakit endokrin

(anton@trb-media.com)



Penyakit Gondok mempengaruhi fungsi reproduksi pria dengan terbanyak mengubah kadar sirkulasi SHBG. Hormon tiroid menstimulasi sintesis SHBG hepar jadi hipertiroid meningkatkan kadar sirkulasi SHBG dan hipotiroid menyebabkan kadar SHBG rendah dan perubahan tersebut dapat dinormalkan oleh kadar hormon tiroid. Peningkatan SHBG menurunkan klearence testosteron menyebabkan peningkatan kadar testosteron total, estradiol dan gonadotropin. Secara keseluruhan kerja androgen di jaringan masih belum jelas. Gambaran klinis seperti ginekomastia dan penurunan fungsi seksual pada beberapa kasus. Spermatogenesis ditekan pada tirotoksikosis dan hipotiroid jangka panjang pada onset prepubertas tetapi sedikit efek setelah pubertas.

Hiperkortisolisme dari berbagai penyebab dapat menginhibisi fungsi testis pada berbagai tingkat aksis HPT diikuti penurunan kadar sirkulasi testosteron dan gonadotropin yang kembali semula setelah setelah terputusnya paparan glukokortikoid yang berlebihan. Derajat defisiensi androgen berkontribusi pada keadaan katabolik dan gejala disfungsi seksual dan kelemahan selama hiperkortisolism belum jelas. Mekanisme yang terlibat pada berbagai tingkat aksis HPT termasuk inhibisi sekresi GnRH hipotalamus, GnRH menstimulasi hipofise mensekresi LH dan LH menstimulasi sel Leydig biosintesis testosteron.

Efek diabetes pada fungsi reproduksi pria terutama karena neuropati dan komplikasi diabetes vaskuler menyebabkan disfungsi ereksi dan / atau ejakulasi. Efek langsung pada fungsi testis masih belum banyak eviden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar