Minggu, 05 Februari 2012

Kadar Testosteron Dengan Terapi TU

Injeksi testosteron adalah salah satu cara yang efektif dan ekonomis yang paling banyak dipraktekkan dalam HRT. Suntikan ini diberikan pada orang yang menderita hipogonadisme (kadar testosteron yang rendah). Injeksi testosteron aman dan efektif, dan pasien dapat merasakan hasil nyata dengan meningkatkan gairah seksual, fungsi ereksi, kemampuan fisik dan mental pada pria.


Injeksi testosteron hanya diberikan secara intramuskular (i.m), di mana hormon yang disuntikkan langsung ke dalam otot sehingga secara langsung dapat diserap tubuh. Dosis testosteron yang disuntikkan tergantung pada kondisi kesehatan, lama interval injeksi dan tujuan yang ingin dicapai.
Injeksi testosteron bagi pria biasanya diberikan oleh dokter spesialis Andrologi di rumah sakit atau klinik.


Kamis, 01 Desember 2011

Perkembangan Seks Sekunder - Penis

Perkembangan seks sekunder laki-laki memberikan perubahan nyata yang membuat tubuh laki-laki berbeda dari wanita. Perubahan seks sekunder didominasi oleh hormon androgen yang diproduksi oleh testis. 



Minggu, 09 Oktober 2011

Mani Encer

Bila setelah setahun menikah dan berhubungan intim secara teratur belum dikarunia anak maka dikategorikan infertilitas. Kapasitas reproduksi pria telah dibuktikan menurun pada tidak kurang dari 50% pasangan infertil.

Faktor-faktor penyebab untuk agar memudahkan dalam diagnosis dan penanganan pasien. Dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu : pre-testikular, testikular dan post-testikular.

Evaluasi pihak pria harus dilakukan pada setiap pasangan yang datang berkonsultasi untuk infertilitas, dan harus dilakukan pada awal pemeriksaan pasangan. Perlu wawancara riwayat penyakit agar informasi yang diperoleh dapat memberikan masukan untuk diagnosis pada seperempat kasus-kasus infertilitas, Hal ini juga membantu dalam menentukan prognosis, dan akan mempengaruhi penentuan penatalaksanaan.

Mani encer tidak dapat dipakai sebagai indikator, perlu pemeriksaan sperma. Diagnosis laboratoris oligozoospermia dibuat jika konsentrasi sperma kurang dari 20 juta/ml, asthenozoospermia dibuat jika motilitas rendah (kurang dari 25% spermatozoa dengan gerak kedepan cepat lurus), teratozoospermia dibuat jika konsentrasi dan motilitas sperma normal, tetapi morfologi rendah (kurang dari 30% spermatozoa normal) atau azoospermia dibuat jika konsentrasi sperma = 0.

Konsultasi dengan dokter spesialis Andrologi agar dapat diketahui masalah infertilitas yang ada dan diberikan pengobatan yang tepat.


Sabtu, 06 Agustus 2011

Stimulasi Manual dengan Jari

Stimulasi dengan sentuhan manual pada organ intim wanita dapat membangkitkan gairah seksual wanita. Stimulasi langsung pada klitoris kadang-kadang menimbulkan ketidaknyamanan pada beberapa wanita. Sentuhan diatas dan sekitar klitoris lebih disukai,termasuk dengan memasukkan jari ke liang vagina pasangan.
Memasukkan jari ke liang vagina selain dapat menambah bangkitan seksual isteri, dapat juga meningkatkan sensasi dalam hubungan intim karena di bagian depan dinding vagina terdapat Grafenberg spot (G-spot). Dengan vagina yang terlubrikasi dengan baik, penetrasi penis ke vagina menjadi lebih mudah serta dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat gesekan yang terjadi.
Memasukkan jari ke liang vagina masih merupakan hubungan yang sehat. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan jari-jari dan kuku, selain itu bila ada stimulasi anal sebelumnya agar jari-jari tidak menyentuh bagian organ intim pasangan baik itu vulva maupun vagina agar kuman / bakteri yang ada di dubur tidak masuk ke vagina yang dapat menyebabkan infeksi di organ intim.

Ereksi

      Ereksi merupakan perubahan pada pembuluh darah dimana tergantung dari derajat keseimbangan antara inflow arteri dan outflow vena. Ketika inflow arteri rendah dan outflow vena dlam keadaan seimbang, penis dalam kondisi lemas. Ketika peningkatan inflow dan outflow turun, terjadi tumesen.
  
       Dalam keadaan lemas, sistem saraf simpatetik dominan menjaga arteriol dan otot polos kavernosa tetap berkontraksi. Aliran darah ke penis tetap rendah. Ereksi terjadi dibawah pengaruh stimulasi parasimpatis dimana arteriole berdilatasi dan otot polos trabeluka relaksasi. Lue dkk, tahun 1980- an, telah teridentifikasi 8 fase ereksi :

1. Fase 0 : Fase flaccid
Penis flaccid dibawah pengaruh saraf simpatis. Arteri inflow rendah (dibawah 15 cm/detik) dan otot polos trabekula berkontraksi. Sinusoid kosong dan gas darah sama dengan darah vena.

2. Fase 1 : Fase pengisian
Stimulasi saraf parasimpatis memnyebabkan dilatasi arteri dengan arteri flow meningkat drastis lebih dari 30 cm / detik. Relaksasi trabekula menyebabkan pengisiang sinusoid tanpa peningkatan secara signifikan tekanan intrakavernosa.

3. Fase 2 : Fase tumesen
Tekanan intrakevernosa mulai meningkat. Tekanan meningkat diatas tekanan diastolik tekanan darah, flow arteri terus meningkat hanya selama fase sistolik. Sinusoid membesar dan beberapa menekan pleksus vena subtunika. Penis memanjang dan membesar ke kapasitas maksimal.

4. Fase 3 : Fase ereksi penuh
Tekanan intrakavernosa terus meningkat sekitar 90 % tekanan darah sistolik. Aliran darah arteri ke dalam penis menurun tetapi masih lebih besar dari selama fase flaccid. Pembesaran tekanan sinusoid pada pleksus vena subtunika mengurang aliran ke vena eminen. Pada saat ini gas darah sama dengan gas darah arteri.

5. Fase 4 : Fase ereksi rigid
Dibawah pengaruh saraf pudenda, kontraksi otot ischiokavernosa, memeras krura dan meningkatkan tekanan intrakavernosa diatas tekanan darah sistolik. Penis menjadi kaku dan tegak. Otot ischiokavernosa dapat berkontraksi volunter atau dibawah pengaruh reflek bulbokavernosa (yang maintain kekakuan selama penetrasi). Arteri inflow tidak dapat masuk lagi dan vena eminen menutup sempurna. Ketika otot rangka menjadi lelah terjadi penurunan tekanan intrakavernosa kembali ke level fase ereksi penuh, mengikuti sirkulasi kembali ke jaringan kavernosa.

6. Fase 5 : Fase detumesen awal
Sedikit peningkatan tekanan intrakevernosa, mungkin diinduksi oleh stimulasi simpathetik yang menutup outflow vena.

7. Fase 6 : Fase detumesen lambat
Kontraksi otot polos trabekula, arteri helisina berkontriksi dan tekanan intrakavernosa menurun, terjadi penurunan tekanan vena subtunika dan peningkatan outflow vena.

8. Fase 7 : Fase detumesen cepat
Stimulasi simpatetik menurun secara cepat arteri inflow dan tekanan intrakavernosa, dengan peningkatan outflow dalam vena dan detumesen cepat.


Jumat, 01 Juli 2011

Pemeriksaan Analisis Semen Dasar & Lanjutan

Pemeriksaan semen dilakukan untuk mengevaluasi spermatogenesis dan spermiogenesis.
Analisis semen pada kasus infertilitas pria tidak hanya untuk diagnosis tetapi juga berguna bagi terapi dan prognosis.

Analisis semen memberikan informasi :
1. Produksi sperma oleh testis
2. Sumbatan dan fungsi saluran reproduksi pria
3. Aktivitas kelenjar aksesori
4. Kapabilitas Ejakulasi

Sehingga pemeriksaan semen dilakukan untuk :
- Diagnosis kemandulan pria
- Diagnosis infertilitas pria
- Prognosis kesuburan pria
- Mengidentifikasi penanganan yang akan dilakukan :
a. Medikamentosa
b. Pembedahan
c. Teknologi reproduksi berbantu (IUI,IVF,ICSI)
- Keperluan forensik
- Efektivitas vasektomi (KB Pria mantap)